humastangsel.com – Bagaimana rasanya terjebak di jalan rusak, dengan lubang besar hingga mengganggu perjalanan? Itulah yang dialami sebagian besar warga Lampung beberapa waktu terakhir. Sekelompok pemuda melakukan aksi protes dengan mengambil langkah Perbaikan Jalan oleh Rakyat.
Keadaan ini tak hanya menyusahkan pengendara, tetapi juga menjadi sorotan terkait lambatnya respons pemerintah dalam menangani perbaikan infrastruktur jalan.
Jalanan berlubang dan rusak parah di beberapa daerah di Lampung telah menjadi pemandangan yang biasa. Warga, yang sudah mulai gerah dengan lambannya tindakan pemerintah, akhirnya memutuskan untuk bertindak sendiri.
Seperti yang berada di Kabupaten Pringsewu, Lampung. Sekelompok pemuda yang resah dengan lambatnya respon dari pemerintah mengambil tindakan untuk memperbaiki Jalan Lintas Barat ( Jalinbar ) Sumatera. Langkah mereka menjadi sorotan dan viral di media sosial.
Dari video dan foto yang di unggah di akun Instagram @atu.erika, terlihat bahwa mereka sedang melakukan perbaikan jalan dengan penuh semangat. Didalam video tersebut juga terdapat sebuah spanduk yang bertuliskan “Sedang ada perbaikan jalan oleh rakyat “, tulisan tersebut terpasang di atas mobil bak terbuka.
Erika Widiastuti, pemilik dari akun yang mengunggah video tersebut. Ia menjelaskan bahwa perbaikan dari jalan tersebut dilakukan secara swadaya oleh dirinya dan sejumlah teman yang tergabung dalam organisasi Pemuda Pringsewu Bersatu (Rakyat).
“Kita bergerak dari donasi masyarakat dan gotong royong, ada yang ngasih material pasir, batu kerikil, dan sebagainya,” ungkapnya
Permasalahan infrastruktur jalan rusak di Lampung bukanlah hal baru. Selama beberapa bulan terakhir, banyak jalan utama yang menghubungkan kota dengan daerah sekitarnya terabaikan. Masyarakat sering mengeluhkan ketidaktegasan pemerintah dalam menangani kerusakan jalan yang semakin parah.
Pemerintah daerah seringkali dianggap hanya merespons setelah banyak laporan dan keluhan dari masyarakat, namun tindakan yang diambil seringkali membutuhkan waktu yang lama. Jalan-jalan tersebut rusak akibat cuaca buruk, kendaraan berat yang sering melintas, serta usia jalan yang sudah sangat tua.
Namun, meskipun masyarakat sudah berulang kali melayangkan keluhan, proses perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah cenderung lambat dan tidak sesuai dengan harapan. Kecewa dengan ketidaktegasan pemerintah, warga Lampung pun memutuskan untuk mengatasi masalah ini sendiri.
Mereka secara bergotong royong melakukan perbaikan jalan dengan dana yang mereka kumpulkan bersama.Sejumlah warga bahkan menggunakan material seadanya untuk menambal lubang di jalan yang rusak.
Mereka menyadari bahwa, meski upaya ini mungkin tidak bisa mengatasi semua masalah, setidaknya dapat memberikan kenyamanan sementara bagi pengendara. Kegiatan swadaya ini dilakukan karena munculnya kekhawatiran para pemuda terhadap tingginya angka kecelakaan lalu lintas di jalur tersebut.
Erika juga mengatakan bahwa dalam sebulan terakhir ini, setidaknya ada 10 kecelakaan yang terjadi bahkan juga menyebabkan beberapa korban meninggal dunia. “Kebanyakan yang bawa motor, jatuh karena jalan berlubang ataupun tertabrak saat menghindari lubang,” tambahnya.
Kondisi jalan yang buruk ini terlihat dari perbatasan Pringsewu – Pesawaran, dan bahkan minimnya penerangan di jalan tersebut. Bagi pemuda Pringsewu, keadaan tersebut sangat mengkhawatirkan. “Sebentar lagi musim orang mudik, yang warga sini aja yang sudah berhati-hati masih kecelakaan karena lubang jalan, apalagi nanti yang mudik,” katanya.
Masyarakat sudah beberapa kali menanyakan kondisi jalan tersebut kepada pemerintah setempat, tapi jawaban yang didapatkan jawaban yang tidak memuaskan. Pemerintah selalu menjawab “sedang dikoordinasikan”.
“Ya slow respons jawabannya, kita kan sebagai pemuda jadi gemas. Akhirnya, kita inisiatif perbaiki jalan sendiri,” jelasnya.
Tindakan swadaya ini tentu saja menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara harapan masyarakat dan respons pemerintah. Warga yang tergerak untuk memperbaiki jalan bukan karena mereka tidak peduli terhadap keselamatan, tetapi karena mereka merasa bahwa pemerintah tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap masalah tersebut.
Hingga saat ini sudah puluhan lubang jalan yang telah mereka tambal, baik jalan nasional maupun jalan kabupaten. “Kami hanya berkeliling, lalu saat bertemu jalan berlubang langsung ditambal. Ya seketemunya saja, sambil keliling, lubangnya ada yang sampai berdiameter lebih dari 30 sentimeter dengan kedalaman bermacam-macam,” kata Erika.
Pemerintah daerah diharapkan lebih tanggap terhadap masalah infrastruktur ini. Infrastruktur yang baik dan aman sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat, baik dari segi ekonomi maupun keselamatan.
Oleh karena itu, respons yang lebih cepat dan terkoordinasi sangat dibutuhkan untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh jalan rusak. Aksi swadaya warga Lampung ini seharusnya menjadi sebuah cermin bagi pemerintah daerah.
Ketika pemerintah lambat bertindak, warga yang terdampak langsung tidak akan tinggal diam. Keberanian masyarakat untuk memperbaiki jalan dengan cara sendiri menunjukkan betapa pentingnya peran aktif warga dalam menjaga infrastruktur yang ada.
Namun, langkah-langkah ini tidak bisa menjadi solusi jangka panjang. Pemerintah harus segera mengatasi masalah ini secara tuntas dan memberikan perhatian lebih terhadap infrastruktur yang ada. Agar kejadian serupa tidak terus berulang, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangatlah penting demi menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman.