Humastangsel.com – Jumlah partisipasi pemilih dalam Pilkada DKI Jakarta, Banten dan Sumatera Utara relatif menurun dibanding dengan Pilkada sebelumnya. Peneliti di Institute Civil and Law Studies (INCLAST), Reza Yunanto menganalisa tiga daerah strategis, yakni DKI Jakarta, Banten dan Sumater Utara terkena voter turnout.
Alasannya berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) jumlah warga yang berpartisipasi dalam Pilkada 2024 tak sampai 70 persen. Salah satu penyebab turun jumlah partisipai Pilkada , terutama di DKI Jakarta, Banten dan Sumatera Utara karena voter turnout.
Reza mengatakan Pilkada serentak 2024 telah dilaksanakan pada Rabu (27/11/2024). Setiap warga negara yang telah memenuhi syarat tertentu berhak memiliki hak pilih.
Namun tidak semua pergi ke TPS menggunakan hak pilih. Voter turnout diartikan sebagai pemilih yang datang langsung ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Voter turnout menjadi isu krusial karena secara tidak langsung mempengaruhi kualitas demokrasi suatu negara. Tingginya voter turnout biasanya menunjukkan demokrasi yang inklusif, sebaliknya rendahnya voter turnout menunjukkan sikap apatis warga terhadap proses demokrasi di negaranya.
Baca juga: Pilkada Serentak 2024, Peneliti INCLAST: Swing Voters Penentu Kemenangan
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Miriam Budiardjo mengatakan, voter turnout dimaknai sebagai suatu bentuk partisipasi melalui perhitungan persentase orang yang menggunakan hak pilihnya dibandingkan jumlah seluruh warga yang berhak menggunakan hak pilihnya.
Comments 1