humastangsel.com – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengatakan sistem Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) merupakan konsep ekonomi sirkular. Hal ini diutarakan Menko Pangan saat melakukan kunjungan di TPA Benowo Surabaya.
Zulkifli Hasan mengapresiasi langkah pemerintah kota Surabaya yang telah menerapkan sistem pengelolaan sampah menjadi energi listrik sejak tahun 2021. Menteri Zulhas, panggilan akrab Zulkifli mengatakan sistem pengelolaan sampah tersebut menjadi solusi permasalahan pengelola sampah di berbagai wilayah seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terjadi.
“Saya kira ini solusi penyelesaian persoalan sampah di mana-mana karena ekonomi kita tumbuh, penduduk tambah banyak, tentu sampah juga dengan adanya sistem pengelolaan sampah menjadi energi listrik, kota akan menjadi bersih, di sisi lain masyarakat tentu menjadi lebih sehat dan paling penting tidak mencemari air lingkungan dan lainnya,”ujar Zulkifli
Zulkifli juga menjelaskan, dengan adanya PLSE di TPA Benowo, kota Surabaya dinilai berhasil menerapkan ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular merupakan konsep yang bertujuan untuk mengatasi masalah sampah dengan cara mengembalikan sampah yang dihasilkan dari konsumsi ke dalam proses produksi lagi.
“Terobosan yang dilakukan kota Surabaya sangat bagus untuk diterapkan bersama,”tegasnya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan sistem pengelolaan sampah yang diterapkan di TPL Benowo telah mendapatkan pengakuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan karena teknologi sama dengan Singapura. Zulkifli melakukan kunjungan untuk memastikan sistem tersebut bisa diterapkan di seluruh wilayah Indonesia.
“Kunjungan pak Menko Pangan untuk memastikan sistem pengelolaan sampah di sini bisa diterapkan di wilayah Indonesia untuk mengatasi masalah sampah. Kenapa menteri KLHK juga menyampaikan tidak boleh lagi pengelolaan sampah menggunakan open dumping karena bisa berbasis teknologi,”kata Eri.
Eri juga menambahkan, untuk penerapan pengelolaan sampah menjadi energi listrik di TPA Benowo sangat cukup efektif untuk mengatasi permasalahan sampah di kota pahlawan.
Karena, sistem yang diterapkan tidak menimbulkan sampah kembali, dan justru menghasilkan energi listrik yang bisa dipergunakan oleh masyarakat melalui perusahaan listrik negara atau PLN.
Dia juga mengungkapkan bahwa sistem PLSE di TPA Benowo menjadi solusi meningkatnya volume sampah seiring pertumbuhan penduduk. Eri menceritakan saat masih menjabat sebagai wali kota periode pertama, sampah di Surabaya meningkat 1.400 ton dari sebelumnya sekitar 1.300 ton per hari.
“Sekarang menjadi 1.600 ton per hari. Hal ini karena penduduk Surabaya juga bertambah dari 2,8 juta menjadi 3,2 juta. Pengelolaan sampah ini efektif karena menghasilkan listrik dan Zero waste,” papar Eri.
Dia juga menambahkan selama ini Pemkot Surabaya sudah berupaya menerapkan reuse, reduce, recycle dan replace (4R) dalam pengelolaan sampahnya.
Hal tersebut dimulai dari yang paling kecil dukun warga atau RW yang sudah memiliki bank sampah sebagai salah satu upaya pemilihan dan pengelolaan sampah secara terpadu.
” Sekarang di setiap RW sudah ada bank sampah untuk memilah dan mengelola. Saya berharap sampah penduduk bisa berkurang target kami dari 1.600 ton menjadi 1.400 per hari.”kata Eri.