humastangsel – Ketua Panitia Pelaksana Anugerah Jurnalistik Adinegoro (AJA) 2024 Artini mengatakan dalam AJA tahun ini ada kriteria penilaian baru. Kriteria ini menitikberatkan pada jurnalistik investigative dan kolaboratif.
Sehingga produk jurnalistik ini nantinya sudah tidak lagi memisahkan antara produk dari perusahaan besar dan kecil.
“Kali ini, kami mengharapkan Tempo mengirimkan karya investigasi hasil kolaborasi dengan media kecil. Sehingga diharapkan bisa menjadi model kolaborasi antara media besar dan media kecil, di masa depan. Isu kolaborasi menjadi nilai tambah dalam penjurian karya,”ujar Artini dalam kunjungan ke redaksi Tempo, Kamis (21/11/2024).
Artini menambahkan Anugerah Jurnalistik Adinegoro (AJA) 2024 adalah milik semua wartawan. Diharapkan kehadiran AJA bisa menjadi oase di tengah menurunnya Indeks Kemerdekaan Pers Indonesia 2023 dan berbagai tantangan yang kian berat yang dihadapi pers daerah.
“Kami mengajak Tempo mengikuti kompetisi Anugerah Jurnalistik Adinegoro, tentu bukan sekadar untuk menang, tapi yang lebih dibutuhkan kontribusi media besar dalam menguatkan media kecil, pers daerah,”kata Artini.
Wakil Pemimpin Redaksi Tempo, Bagja Hidayat ditemani sejumlah redaktur pelaksana Temp, dan Redaktur Desk Investigasi Raymundus Rikang. Suasana keakraban terasa dalam pertemuan tersebut.
Baca Juga:
Pemkot Tangsel Anggarkan Makan Bergizi Gratis Rp 5 Miliar, Cukup Berapa Orang?
Debat Kedua Pilkada Tangsel: Ruhama Siap Bongkar Janji Kosong Petahana
Tempo dan sejumlah media besar lainnya seperti Kompas, sering memenangkan ajang penghargaan Adinegoro. Raymundus Rikang adalah anggota tim penulis artikel “Hanya Api Semata Api” yang meraih penghargaan Adinegoro 2020.
Bagja Hidayat mendukung prinsip-prinsip dasar dalam penyelenggaraan AJA sehingga nantinya tak perlu lagi ada sekat pemisah. PWI dan AJI sama, semua wartawan bisa mengikuti lomba karya jurnalistik Adinegoro.
Ditambahkan, Tempo juga telah melakukan kolaborasi dengan media-media kecil dan pers daerah untuk menggarap proyek liputan investigasi dengan sponsor, antara lain Pulitzer.
“Sekarang banyak sponsor dari luar negeri yang siap memberi dana untuk membiayai kegiatan investigasi. Bahkan, Tempo ingin naik kelas lagi, dengan melakukan jurnalisme konstruktif yang sedang menjadi tren,”kata Bagja.
Belum lama ini, kata Bagja, Tempo berkolaborasi dengan media lokal di Sumatera Barat, melakukan investigasi soal pencemaran Danau Maninjau.
Tempo juga bekerja sama dengan media kecil di Jakarta yang diawaki hanya empat orang, yakni Jaring id, melakukan investigasi kejahatan perikanan di Indonesia Timur. Karya jurnalustik itu sudah tayang dengan judul “Mengejar Kapal Gelap Sampai Laut Arapura” pada 13 Oktober 2024 lalu.
“Peluang kerja sama media besar dan media kecil terbuka dalam menggarap karya investigasi,” kata Bagja Hidayat.
Comments 1